Pada
tulisan di Blog kali ini, merupakan lanjutan dari blog sebelumnya yang saya
tulis mengenai orientasi seksual. Saya akan mencoba untuk menjelaskan secara
singkat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi homo atau
memiliki kelainan dalam orientasi seksual mereka. Ada 3 faktor yang menentukan
orientasi seksual pada seseorang, pertama adalah faktor biologi, faktor
perkembangan dan faktor lingkunga. Mari kita bahas satu persatu mengenai faktur
tersebut.
Yang
pertama adalah faktor biologi. Seperti yang kita ketahui bahwa faktor biologi
termasuk didalamnya adalah faktor genetik, hormon, kelainan saat lahir, dan kondisi
kejiwaan (psychology). Hasil pada suatu penelitian dikatakan bahwa seseorang
yang semakin dekat dengan saudara kandung yang sama genetiknya, maka semakin
besar kemungkinan untuk berbagi orientasi seksual. Seperti misalnya seorang
adik laki-laki yang dekat sekali dengan kakak perempuannya, sering pergi
bersama, bertukar cerita, bertukar hobi, bermain bersama memungkinkan untuk si
adik laki-laki memiliki kesukaan yang sama seperti kakak dan akhirnya cenderung
untuk memiliki kelainan orientasi seksual.
Selain itu, faktor hormon saat berada dalam kandungan ibu juga menjadi
salaah satu faktor biologi. Stress pada saat si ibu mengandung dapat
meningkatkan hormon-hormon dewasa pada ibu dan akhirnya menyebabkan kelainan
orientasi seksual pada anak.
Yang
selanjutnya adalah kelainan pada fase perkembangan. Pada faktor ini, ada
beberapa pendapat dari para tokoh terkemuka. Menurut Freud, kelainan orientasi
seksual seseorang itu berawal dari fase oedipus
complex yang tidak terselesaikan saat kecil. Menurut Rado, kelainan
orientasi seksual disebabkan oleh faktor bawaan. Sedangkan menurut Bieber,
kelainan orientasi seksual disebabkan oleh peran gender dan interaksi teman
sebaya. Bieber mengemukakan bahwa perilaku berbeda yang ditampilkan dari gender
seseorang, lebih memungkinkan untuk menjadi gay atau lesbian.
Yang ketiga adalah faktor lingkungan. Untuk faktor
yang satu ini saya akan menceritakan dari pengalaman saya. Beberapa tahun yang
lalu saat saya masih duduk di bangku SMA, saya memiliki teman wanita yang cukup
dekat dengan saya. Kemudian teman wanita saya itu memiliki teman wanita lain
yang bergerak gerik seperti pria, yaa katakan saja tomboy. Saya mendengar kabae
bahwa si tomboy tersebut adalah seorang lesbian. Penasaran, lalu saya tanyakan
kepada teman wanita saya yang akhirnya meng iya kan bahwa memang si tomboy itu
lesbie. Lama tidak bertemu dengan teman wanita saya, hingga kurang lebih 2
tahun kemudian saya bertemu, saya dikagetkan dengan berita bahwa teman wanita
saya pun sekarang seorang yang lesbian. Singkat cerita saya bertanya kepadanya
mengapa sampai hal tersebut terjadi. Dia hanya menjawab “ya habis bagaimana
lagi? Saya sering main dengan dia. Lama-lama ya jadi kebawa juga”.
Dari
cerita tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa memang faktor yang berpengaruh
lebih besar adalah faktor lingkungan. Seperti halnya seorang yang latah. Mungkin
dulunya dia tidak latah sama sekali, namun saat ia bekerja di salon dan bertemu
dengan teman-teman yang mayoritas latah, maka dia menjadi ikutan latah juga.
Sebenarnya
orientasi seksual itu kita sendiri yang menentukan. Jadi jika iman kita kuat,
meskipun berada pada lingkungan dan komunitas yang memiliki kelainan orientasi
seksual, kita tidak akan terbawa.
Demikian
sedikit pengetahuan mengenai faktor penyebab kelainan orientasi seksual yang
dapat saya bagi kepada para pembanca. Terima kasih J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar